Jumat, 14 September 2012

Masih Mengejar-ngejar Mantan? Berarti Anda Tidak Normal!

Jakarta, detik.com - Semua wanita pasti sedih setelah putus dengan kekasih tercinta, baik ditinggalkan ataupun sebagai pihak yang memutuskan hubungan asmara. Namun, beberapa wanita masih terobsesi dengan mantan kekasih karena berbagai alasan. Tahukah Anda kalau terobsesi dengan mantan merupakan tindakan yang tidak normal?

Menurut psikolog terkenal, Zoya Amirin, perilaku obsesif terjadi karena Anda tidak dapat mengatasi perasaan sakit hati atau negatif sehingga bukan merupakan tindakan yang wajar. “Terobsesi sama mantan itu enggak normal karena kita enggak mampu nguasain perasaan negatif kita, rugi.”

Sikap obsesif pun dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain, seperti meneror mantan melalui media sosial, menyebarkan gosip buruk tentang dia, menyerang mantan atau selingkuhannya ketika bertemu, hingga mau bunuh diri. Perilaku tidak normal tersebut membuat Anda rugi secara fisik maupun batin. Hal tersebut hanya akan menyiksa diri sendiri.

Kebanyakan wanita suka bertindak di luar batas ketika ditinggalkan kekasih mereka karena otak emosinya lebih cepat daripada pria. Bahkan, tindakan obsesif itu akan berlangsung terus hingga Anda dapat mengontrol perasaan sendiri. “Tergantung dia mau manjain perasaannya saja, tindakan obsesi dilakukan oleh orang-orang yang enggak punya kemampuan untuk mengelola emosinya. Jadi, ini masalah kecerdasan emosi,” papar Zoya kepada Wolipop, Selasa (11/09/2012) di bilangan Warung Jati Barat Raya, Jakarta.

Sebelum melakukan tindakan yang berbahaya, lebih baik tanyakan kepada diri sendiri apakah Anda mau diabaikan oleh orang yang dicintai setelah mendapatkannya kembali? Jangan sia-siakan waktu untuk orang yang tidak mencintai Anda.

“Kalau dia enggak cinta, biarin saja dia pergi. Dapat yang lebih baik yang cintanya sama timbal balik karena enggak ada orang yang sempurna,” tutup Zoya di akhir pembicaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar