JAKARTA--MICOM: PT Angkasa Pura II Persero berencana menjajaki
peluang penawaran saham perdana (IPO). Langkah ini ditempuh sebagai
salah satu cara pendanaan pengembangan Terminal 3 Bandara Internasional
Soekarno-Hatta.
Wakil Direktur Utama AP II Rinaldo J. Aziz di Jakarta, Jumat (14/9),
mengatakan sumber pembiayaan pengembangan Terminal 3 tahap awal berasal
dari kas internal, obligasi, dan IPO.
"Tahap pertama, Terminal 3 memerlukan biaya sekitar Rp6-7 triliun.
Pengembangannya diperkirakan selesai dua sampai tiga tahun
mendatang,"ujarnya.
Menurutnya, dana Rp6-7 triliun sudah termasuk pengembangan apron.
Untuk Terminal 3 hanya membutuhkan biaya sekitar Rp4,5 triliun. Bila
dalam waktu dua sampai tiga tahun ke depan pengembangan Terminal 3 belum
tuntas, opsi yang dipilih salah satunya IPO.
"Kalau dua sampai tiga tahun, kami masih mampu untuk menggunakan
dana internal. Setelah itu, kalau pembangunannya berlanjut akan bisa
jadi kami memilih obligasi, jual saham, atau pinjaman perbankan,"
ungkapnya.
Saat ini, ketiga opsi tersebut masih terus dikaji. Bila menggunakan
pinjaman perbankan, ia mengharapkan bunga yang dibebankan kepada
perseroan lebih ringan. Begitu juga dengan penerbitan obligasi.
"Namun, bila kami membangun Terminal 3 dan lainnya dalam waktu yang bersamaan, tentu obligasi menjadi pilihan utama," ujarnya.
Dalam dokumen Konektivitas sebagai Kunci Suksesnya Perluasan Ekonomi
untuk Kesejahteraan di seluruh wilayah Tanah Air, Menteri Perekonomian
Hatta Rajasa menguraikan pengembangan terminal dengan kapasitas saat ini
22 juta penumpang per tahun (JPT) dengan utilitas 51,5 JPT.
Terminal 1 nantinya dapat menampung 18 JPT, Terminal 2 sebanyak 19
JPT, Terminal 3 sebanyak 25 JPT, serta Terminal 4 sekitar 25 JPT.
Nantinya, setelah selesai dibangun akan dapat menampung 87 JPT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar