Minggu, 07 Oktober 2012

Warna-warni Tapis Carnival

KOMPAS.com - Tren pagelaran karnival yang awalnya dipelopori Jember mewabah hingga ke Lampung. Sejak tahun 2011, Lampung mengadakan Tapis Canival yang dipadukan dengan pawai budaya tradisional Lampung.

Tapis Carnival tahun ini diadakan pada Sabtu (6/10/2012) sore. Karnival berlangsung meriah dan diikuti sekitar 200 peserta lintas kabupaten dan kota di Provinsi Lampung.

Provinsi Lampung sendiri terdiri dari 14 kabupaten dan kota, masing-masing memamerkan busana karnival dengan mengunakan kain tapis. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung Gatot Budi Utomo, peserta karnival lebih banyak di tahun ini dibanding tahun lalu.

"Sebelumnya ada workshop dulu cara membuat busana tersebut dan cara menggunakan kain tapis menjadi busana karnival," jelasnya kepada Kompas.com, Minggu (7/10/2012).

Ia menuturkan penonton tahun ini juga lebih banyak. Walaupun ia mengakui ada beberapa hal yang belum maksimal seperti koreografi para peserta.

"Tahun depan rencananya tetap ada karnival ini. Kita harapkan lebih baik lagi," katanya.

Gatot menjelaskan kain tapis sendiri merupakan kain yang dihias dengan motif tertentu menggunakan sistem sulam. Kain tapis adalah kain tradisional khas Lampung. Karena kerumitannya, kain tapis asli prosesnya memakan waktu yang lama.

"Sulamnya itu ditusuk satu per satu. Prosesnya luar biasa. Tapis asli harganya luar biasa, bisa satu bulan pengerjaan dan harganya lima sampai lima belas juta," kata Gatot.

Namun, saat Tapis Carnival, kain tapis yang digunakan adalah tapis dengan sistem printing (cetak) bukan sulam, namun tetap dengan motif-motif tradisional tapis. Motif-motif yang umum dipakai dan diwariskan secara turun-temurun antara lain motif gajah, bunga, dan kapal.

Pada Tapis Carnival 2012, peserta diberikan kesempatan untuk melakukan atraksi tarian terlebih dahulu di Alun-alun Saubari, Kota Bandar Lampung. Masing-masing kontingen diberi waktu lima menit, baru kemudian berjalan keluar alun-alun untuk melakukan peragaan busana di jalanan layaknya karnival.

Satu hal yang menarik, di barisan paling belakang peserta Tapis Carnival 2012, bukan para perempuan cantik mengenakan tapis, melainkan gajah. Mereka adalah gajah-gajah Way Kambas yang merupakan ikon Provinsi Lampung.

Para peserta karnival sendiri lintas usia mulai dari anak-anak sampai dewasa, perempuan maupun laki-laki. Mereka membawakan busana dari kain tapis yang sudah dimodifikasi, sebuah perpaduan budaya tradisional dan kontemporer.

Seperti diungkapkan Gatot, pihak Pemprov Lampung berharap Tapis Carnival bisa menjadi agenda tahunan yang rutin dan menjadi daya tarik wisata, sehingga mampu meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar