Rabu, 10 Oktober 2012

Tuduhan Agen Spionase Rugikan Huawei di Kanada

VIVAnews - Tuduhan Huawei sebagai alat mata-mata China oleh kongres Amerika Serikat merugikan bisnis perusahaan telekomunikasi ini di berbagai negara. Salah satunya adalah Kanada, yang mengeluarkan Huawei dalam berbagai proyek pembangunan telekomunikasi.

Diberitakan Reuters, Perdana Menteri Kanada Stephen Harper pada Selasa waktu setempat mengatakan tidak akan menyertakan Huawei dalam proyek pembangunan jaringan telekomunikasi. Kanada berdalih, langkah ini diambil demi keamanan nasional.

Harper menegaskan, alasan keamanan ini juga yang memungkinkan Kanada melakukan diskriminasi terhadap perusahaan yang dianggap berbahaya dalam menjalankan proyek pengadaan telepon, email dan data pemerintah. "Pemerintah akan memilih dengan hati-hati perusahaan yang terlibat dalam pembangunan jaringan ini," kata Harper.

Huawei sebelumnya pada 2008 telah memenangkan kontrak pembangunan jaringan telekomunikasi operator lokal Telus Corp dan BCE Inc's Bell Canada. Huawei juga telah menerima dana hibah C$6,5 juta dari pemerintah provinsi Ontario menyusul investasi C$67 juta dari Huawei untuk penelitian dan pembangunan komunikasi di Kanada.

Perusahaan yang berpusat di Shenzen memiliki 130 ahli di fasilitas riset dan pengembangan di Ottawa dan sekitar 300 karyawan pada kantor pusat mereka di Markham, Ontario. Huawei juga telah melakukan pengadaan telekomunikasi bagi beberapa perusahaan Kanada yang nilainya mencapai C$400 juta (Rp3,9 triliun).

Selain Kanada, negara lain yang memutus kerja sama dengan Huawei adalah Australia. Negeri Kangguru ini melarang Huawei untuk ikut dalam proyek pembangunan jaringan broadband negara tersebut senilai US$38 miliar.

Kongres Amerika Serikat dalam laporan rekomendasi mereka pada Senin waktu setempat mengatakan bahwa Huawei dan ZTE adalah alat mata-mata China. Menurut laporan kongres AS, Huawei dan ZTE telah mencuri teknologi AS dan memberikannya pada militer China.

Pemerintah China membantah dengan mengatakan tuduhan itu tidak berdasar dan mengancam kerja sama masa depan dengan AS. "Tuduhan mereka didasarkan pada spekulasi subyektif dan pondasi yang salah," kata Shen Danyang, juru bicara Departemen Perdagangan China.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, mengatakan, "Kami berharap kongres AS dapat mengenyampingkan prasangka, menghargai fakta dan berbuat lebih banyak dalam mempromosikan hubungan dagang AS-China, bukan malah sebaliknya," kata Hong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar