LONDON, KOMPAS.com — Sebuah masjid berkapasitas 10.000
orang yang akan disebut masjid mega akan dibangun di London. Namun,
rencana pembangunannya di Battersea Power Station masih terkendala.
Pasalnya, rencana pembangunan masjid itu memicu kecemasan akan
terciptanya kantong Islam garis keras di ibu kota Inggris itu.
Mail Online,
Minggu (7/10/2012), melaporkan, bakal masjid di London Timur itu, yang
diperuntukkan bagi warga sekitar West Ham, dekat Olympic Park, berdaya
tampung 10.000 orang, punya sejumlah menara setinggi 40 kaki, sebuah
perpustakaan Islam, sejumlah fasilitas olahraga, dan delapan flat bagi
para ulama yang berkunjung. Para arsitek menggambarkan masjid ini
sebagai sebuah "ruang suci Islam kontemporer".
Namun, sejumlah
pengkritik mengemukakan fakta bahwa masjid itu diajukan Jamaah Tabligh,
sebuah gerakan misionaris Islam yang pernah digambarkan sebagai sebuah
"sel fundamentalisme". Para pengkritik mengatakan, kelompok itu
mengajarkan "pemisahan dan segregasi" dan bahwa dua dari para pengebom
peristiwa 7/7 di subway London, yaitu Shehzad Tanweer dan
Mohammad Sidique Khan, diyakini telah berdoa di sebuah masjid Jemaah
Tabligh di Dewsbury, West Yorkshire.
Alan Craig, direktur kampanye MegaMosque-NoThanks, mengatakan kepada harian Daily Star,
"Newham Council menginginkan lokasi itu dimanfaatkan untuk berbagai
fungsi, termasuk sejumlah rumah, toko, dan unit bisnis. Pengurus masjid
mengatakan, mereka ingin membangun masjid seukuran Battersea Power
Station. Jika demikian, itu akan menjadi bangunan yang dibangun sesuai
dengan spesifikasi pembeli (custombuilt) pertama di Inggris yang dikendalikan berdasarkan hukum syariah."
Menurut Evening Standard,
skema itu telah menimbulkan oposisi intens selama bertahun-tahun sejak
kelompok itu pertama kali mengajukan rencana tahun 1999. Pada 2001,
disepakati bahwa kegiatan ibadah boleh dilakukan di lokasi itu, tetapi
hanya secara temporer. Izin tersebut berakhir pada 2006, tetapi kelompok
tersebut terus menggunakan lokasi tersebut. Tahun 2010, dewan kota
mengeluarkan pemberitahuan tentang kedaluwarsanya izin tersebut, tetapi
komunitas itu menang dalam proses banding tahun lalu dan sekarang lebih
dari 5.000 orang beribadah di situ setiap minggu.
Rencana
pembangunan itu mencakup sejumlah unit ritel dan 300 flat, tetapi hal
itu ditangguhkan setelah komunitas Muslim itu mengatakan mereka tidak
mau sumbangannya beralih ke usaha komersial.
Desain revisi juga
telah disampaikan arsitek NRAP yang berbasis di Cambridge sejak
gambar-gambar terakhir yang dibuat tahun 2006.
Kelompok itu
menyatakan bahwa tujuan utama mereka adalah karya misionaris damai.
Seorang juru bicara bagi Anjuman-E-Islahul-Muslimeen dari London UK
Trust, badan amal Jamaah Tabligh dan pemilik tempat itu, mengatakan
sebelumnya, "Pintu selalu terbuka dan kami senang untuk bertemu dan
membahas secara mendalam proposal kami."
Sementara seorang juru
bicara Newham Council mengatakan, "Kami dapat memastikan bahwa kami
menerima sebuah aplikasi perencanaan. Karena hal itu sedang diproses,
pada tahap ini tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut tentang hal
itu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar