MOSKOW--MICOM: Duta Besar Iran untuk Badan Energi Atom
Internasional (IAEA) Ali Asghar Soltanieh mengatakan Israel harus
menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) guna mewujudkan
kawasan Timur Tengah bebas nuklir.
"Bergabungnya rezim Zionis dalam NPT merupakan syarat supaya Iran
dapat menghadiri Konferensi Zona Bebas Senjata Nuklir Timur Tengah,"
kata Soltanieh.
Soltanieh juga mengatakan bahwa Iran juga meyakini bahwa kawasan Timur Tengah harus terbebas dari segala bentuk senjata nuklir.
Dubes Iran tersebut menyerukan agar negara di dunia memberikan tekanan kepada Israel untuk menandatangani perjanjian itu.
Israel sendiri yang saat ini diyakini memiliki antara 200 hingga 400
hulu ledak nuklir telah berkali-kali mengabaikan seruan internasional
untuk bergabung dengan negara penandatangan perjanjian non-proliferasi
itu.
NPT atau Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir adalah suatu perjanjian
yang ditandatangi pada 1 Juli 1968 dengan tujuan untuk membatasi
kepemilikan senjata nuklir.
Sekitar 190 negara berdaulat tercatat telah mengikuti perjanjian
ini, walaupun tiga di antara tujuh negara yang memiliki senjata nuklir
dan satu negara yang mungkin memiliki senjata nuklir (Israel) belumlah
meratifikasi perjanjian ini.
Negara yang tercatat sebagai negara nuklir adalah Inggris, Amerika
Serikat, Prancis, China, dan Rusia, sementara dua negara yang
mengembangkan senjata nuklir tetapi belum menandatangani NPT adalah
India dan Pakistan.
Korea Utara sempat menandatangani perjanjian tersebut pada 12
Desember 1895, namun menarik diri dari NPT pada 2003 setelah tuduhan AS
yang menyebutkan negara tersebut memulai program pengayaan uranium untuk
senjata nuklir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar