VIVAnews - Bank Pembangunan Asia (ADB) merevisi
proyeksi ekonomi negara-negara berkembang di Asia, termasuk Indonesia,
pada 2012 dan 2013. ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun ini hanya mencapai 6,3 persen namun naik kembali menjadi 6,6
persen di tahun 2013.
Dibandingkan proyeksi
yang telah dikeluarkan sebelumnya, pertumbuhan produk domestik bruto
(PDB) Indonesia itu terkoreksi masing-masing 0,1 persen. ADB sebelumnya
memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 6,4 persen pada tahun 2012 dan 6,7
persen pada 2013.
Senior Country Economist Indonesia Resident Mission, Edimon Ginting menjelaskan, perkembangan ekonomi global dan Asia yang melemah menyebabkan PDB Indonesia akan menurun dari 6,5 persen pada 2011 menjadi 6,3 persen di 2012.
"Pertumbuhan Indonesia masih jauh lebih baik dari negara-negara lain, daya tahan Indonesia lebih kuat sedikit dari pada negara lain," kata Edimon di Jakarta, Rabu 3 Oktober 2012.
ADB memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali membaik pada 2013 mendatang menjadi 6,6 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh kinerja investasi yang tetap tinggi dan perbaikan ekspor. Faktor pendorong lain adalah re-balancing dalam sumber pertumbuhan ekonomi.
Pada kuartal terakhir tahun ini, Indonesia akan mengalami perbaikan kontribusi pertumbuhan, khususnya dari peningkatan ekspor dan penurunan impor. Nilai tukar dolar AS yang tinggi akan menekan impor. Di sisi lain, kinerja ekspor Indonesia akan meningkat setelah pada September 2012 mengalami perlemahan.
"Selain itu, pertumbuhan ekspor yang melemah digantikan dengan cepat oleh pertumbuhan investasi, baik swasta maupun pemerintah," katanya.
Senior Country Economist Indonesia Resident Mission, Edimon Ginting menjelaskan, perkembangan ekonomi global dan Asia yang melemah menyebabkan PDB Indonesia akan menurun dari 6,5 persen pada 2011 menjadi 6,3 persen di 2012.
"Pertumbuhan Indonesia masih jauh lebih baik dari negara-negara lain, daya tahan Indonesia lebih kuat sedikit dari pada negara lain," kata Edimon di Jakarta, Rabu 3 Oktober 2012.
ADB memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali membaik pada 2013 mendatang menjadi 6,6 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh kinerja investasi yang tetap tinggi dan perbaikan ekspor. Faktor pendorong lain adalah re-balancing dalam sumber pertumbuhan ekonomi.
Pada kuartal terakhir tahun ini, Indonesia akan mengalami perbaikan kontribusi pertumbuhan, khususnya dari peningkatan ekspor dan penurunan impor. Nilai tukar dolar AS yang tinggi akan menekan impor. Di sisi lain, kinerja ekspor Indonesia akan meningkat setelah pada September 2012 mengalami perlemahan.
"Selain itu, pertumbuhan ekspor yang melemah digantikan dengan cepat oleh pertumbuhan investasi, baik swasta maupun pemerintah," katanya.
Tren investasi naik
ADB memprediksi trend pertumbuhan investasi yang cukup tinggi di Indonesia akan terus berlanjut pada 2013. Survey UNCTAC menunjukkan ada perbaikan persepsi investor asing terhadap Indonesia.
ADB memprediksi trend pertumbuhan investasi yang cukup tinggi di Indonesia akan terus berlanjut pada 2013. Survey UNCTAC menunjukkan ada perbaikan persepsi investor asing terhadap Indonesia.
Dalam survei itu, peringkat Indonesia sebagai tujuan investasi langsung pemodal asing atau foreign direct investment membaik dari posisi 6 di 2011 menjadi di peringkat 4 setelah China, Amerika Serikat dan India.
"Tingkat kepercayaan dari sektor dunia usaha masih tetap tinggi sehingga investasi dari FDI masih dapat diharapkan," katanya.
Selain itu ADB menilai kebijakan untuk mengantisipasi dampak melemahnya pertumbuhan ekonomi global patut diapresiasi. Pemerintah Indonesia sangat proaktif mengantisipasi dan mengurangi dampak pelemahan ekonomi global dengan cara melanjutkan peningkatan investasi di sektor infrastruktur. Hal ini merupakan kebijakan rebalancing yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
"Tingkat kepercayaan dari sektor dunia usaha masih tetap tinggi sehingga investasi dari FDI masih dapat diharapkan," katanya.
Selain itu ADB menilai kebijakan untuk mengantisipasi dampak melemahnya pertumbuhan ekonomi global patut diapresiasi. Pemerintah Indonesia sangat proaktif mengantisipasi dan mengurangi dampak pelemahan ekonomi global dengan cara melanjutkan peningkatan investasi di sektor infrastruktur. Hal ini merupakan kebijakan rebalancing yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar