Uni Eropa memerintahkan kepada Google untuk mengubah cara menghimpun informasi pribadi untuk menjaga privasi para pengguna.
Sejak
Maret lalu, Google menggabungkan data dari beberapa situs internet
seperti YouTube dan GMail agar iklan lebih tetap sasaran.
Namun
Uni Eropa mengatakan cara tersebut tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Uni Eropa dan meminta perusahaan internet Amerika Serikat itu
untuk mengubahnya.
"Google mempunyai waktu selama beberapa
bulan, tiga atau empat bulan, untuk mematuhi peraturan. Bila Google
tidak bertindak, kita akan memasuki tahap penuntutan," kata Isabelle
Falque-Pierrotin, presiden CNIL, regulator perlindungan privasa data
Prancis yang memimpin penyelidikan.
Kepada para wartawan di
Paris, Selasa (16/10), Isabelle Falque-Pierrotin mengatakan bahwa
"sekarang kami menuntut penyesuaian" kebijakan Google dan bila Google
gagal memenuhi tuntutan itu maka "pihak berwenang di sejumlah negara
bisa menempuh jalur hukum terhadap Google".
Peruntukan data
CNIL
memimpin investigasi tentang kebijakan Google mengumpulkan data. CNIL
memperoleh informasi dari badan-badan data di 27 negara anggota Uni
Eropa dan hari ini hasil penyelidikan diumumkan.
Google juga diminta memberikan informasi lebih jelas mengenai data yang dikumpulkan dan peruntukannya.
Menanggapi pernyataan CNIL, Google menegaskan kebijakan barunya sudah sesuai dengan peraturan Uni Eropa.
"Kebijakan
privasi baru kami menunjukkan komitmen terus menerus untuk melindungi
data pengguna dan menciptakan produk berkualitas. Kami percaya kebijakan
privasi kami mematuhi undang-undang Eropa," kata Google dalam
pernyataan yang dikeluarkan Selasa 16 Oktober.
Menurut seorang
pakar privasi data Auke Haagsma dari Initiative for a Competitive Online
Marketplace, banyak orang menggunakan produk Google tanpa menyadarinya.
Oleh karena itu, lanjutnya, adalah penting bagi Google untuk bersikap jujur kepada pengguna.
Sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar