JAKARTA--MICOM: Konsultan properti internasional Jones Lang
LaSalle menyatakan pasar properti di Jakarta dalam triwulan III/ 2012
menunjukkan kinerja pertumbuhan positif di tengah kelesuan pasar
properti Asia Pasifik.
"Ketika sebagian pasar di kawasan Asia Pasifik mengalami
perlambatan atau kelesuan, pasar properti di Indonesia menawarkan
alternatif investasi yang menarik," kata Chairman Jones Lang LaSalle
Indonesia Lucy Rumantir di Jakarta, Rabu (17/10).
Menurut Lucy Rumantir, pertumbuhan pasar properti di Jakarta
tetap tumbuh positif antara lain karena memberikan tingkat pertumbuhan
yang cukup baik dan berkelanjutan.
Ia berpendapat kinerja yang positif itu tercermin dari kenaikan
yang signifikan baik dari sisi pasokan maupun permintaan dan sama sekali
tidak tampak tanda-tanda perlambatan pasar.
Melihat animo pasar yang cukup tinggi, ujar dia, para pengembang
lokal juga terlihat semakin agresif dalam meluncurkan berbagai proyek
baru pada saat ini. "Kinerja pasar yang demikian positif akan terus
berlanjut," katanya.
Didukung oleh kondisi ekonomi yang stabil dan permintaan
domestik yang tinggi, tren pertumbuhan pasar properti di Jakarta
sekarang ini masih akan berlanjut dalam dua tahun ke depan.
Lucy mengemukakan, proyeksi pertumbuhan pasok dan permintaan
yang didukung oleh fundamental ekonomi dan demografi lokal yang cukup
solid menunjukkan bahwa tren kenaikan tingkat hunian atau tingkat
penjualan akan mendorong pertumbuhan harga jual maupun tarif sewa
seperti yang terjadi belakangan ini.
"Hal ini pulalah yang mendorong investor manca negara mulai
meningkatkan aktivitas bisnisnya di Indonesia, khususnya Jakarta,"
katanya.
Berdasarkan data Jones Lang La Salle, di kawasan pusat bisnis di
Jakarta, penyerapan ruang kantor selama triwulan III naik 6,5 persen
sehingga total penyerapan sejak bulan Januari sampai dengan September
mencapai sekitar 250 ribu meter persegi dan tingkat hunian meningkat
menjadi 91,2 persen.
Hal tersebut mendorong pemilik gedung menaikkan tarif sewa
mereka yang dalam triwulan ini tercatat rata-rata meningkat 7,8 persen.
Maraknya pertumbuhan juga terlihat di sektor ritel yang didorong
baik ekspansi peritel lokal maupun asing yang berlomba-lomba membuka
tokonya di pusat-pusat perbelanjaan baru di Jakarta.
Penyerapan ruang ritel sewa naik 85 persen mencapai sekitar
88.770 meter persegi dan mendorong tingkat hunian menjadi 89,5 persen di
akhir September 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar