KOMPAS.com — Beberapa hari lalu FBI mengeluarkan sebuah peringatan yang isinya antara lain mengimbau pengguna Android agar berhati-hati terhadap malware.
Google selaku pembuat sistem operasi open-source
mulai menerapkan langkah-langkah keamanan untuk mencegah aplikasi
berbahaya masuk ke perangkat pengguna, khususnya dari toko aplikasi Play
Store miliknya.
Sepetti dikutip dari The Inquirer, Google telah memasukkan malware scanner atau pendeteksi virus terintegrasi dalam toko aplikasi Google Play Store. Versi 3.9.16 dari Google Play Store, menurut situs Android Police, mengandung dua fitur baru yang berhubungan dengan upaya keamanan Google itu.
Fitur pertama adalah "App Check" yang memungkinkan Google memeriksa semua program yang telah di-download
oleh pengguna. Yang kedua, ada semacam pemblokir aplikasi yang akan
memberi tahu pengguna apabila mendeteksi aplikasi mencurigakan.
Berubah sikap
Awal
tahun ini sebenarnya Google telah memperkenalkan program keamanan
bernama Bouncer. Tugasnya menyaring aplikasi yang diunggah ke Google
Play Store dan memblokir program yang mengandung malware.
Akan tetapi, program ini ternyata tak efektif karena sekitar pertengahan tahun sudah ditemukan aplikasi malware di Play Store yang berhasil lolos dari deteksi Bouncer.
Mengamankan Play Store pun tidak akan serta merta membebaskan pemilik perangkat Android dari malware karena masih banyak sumber lain yang menyediakan aplikasi Android untuk pengguna.
Walau
begitu, firma keamanan Sophos mengatakan bahwa upaya apa pun yang
dilakukan Google untuk meningkatkan kemanan Android harus disambut baik.
"Google
berubah sikap dari akhir tahun lalu, saat mereka menuduh para pembuat
antivirus sebagai penipu yang produknya sebenarnya tidak dibutuhkan,"
ujar Graham Cluley dari Sophos, seperti dikutip The Inquirer.
Ancaman
keamanan Android selama ini menunjukkan tren meningkat. Sebelumnya,
pada bulan Juli, firma keamanan Trend Micro memublikasikan temuan yang
menunjukkan bahwa jumlah malware di Android mengalami peningkatan sebanyak empat kali lipat dibanding kuartal pertama 2012.
Ketika
itu, sebanyak 25.000 aplikasi Android berbahaya ditemukan. Pada kuartal
terakhir tahun ini, Trend Micro memperkirakan jumlah tersebut akan
berkembang menjadi sekitar 129.000 aplikasi malware.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar