KOMPAS.com - Berat badan naik saat hamil adalah sebuah
kondisi yang wajar. Tapi kalau naiknya terlalu banyak hingga 20
kilogram, apakah masih bisa dikatakan wajar?
Menurut dr Grace
Judio-Kahl, MH, CHt, konsultan pengontrol berat badan dari Shape Up
Indonesia, kenaikan berat badan saat hamil juga ada batasnya. “Penting
menjaga berat badan saat hamil karena saat menyusui, justru tantangan
akan menjadi lebih besar. Berat badan berpeluang lebih besar untuk naik
lebih banyak,” ungkapnya.
Rincian pertambahan berat badan
Agar tak salah memaknai pertambahan berat badan saat hamil, berikut beberapa patokan yang dipaparkan dr Grace.
* Berat janin 3,5 kg
* Berat plasenta 1 kg
* Berat air ketuban 1 kg
* Berat retensi cairan 1 kg
* Berat rahim 1 kg
* Berat ekstra darah 1 kg
* Berat pertambahan payudara 0,5 kg
* Cadangan berat lain 2 hingga 4 kg
* Dengan demikian pertambahan berat badan normal selama kehamilan adalah 11 - 13 kg per kehamilan.
Jika
berat badan naik hingga 20 kg, bukan berarti bayi sedang bertambah
besar. Tapi justru cadangan beratnya yang bertambah. Karena itu,
usahakan untuk selalu mengendalikan berat badan saat hamil.
Kemana berat badan bertambah?
Anda
tentu bertanya, mengapa berat badan harus bertambah sekian banyak.
Sebenarnya ada tiga tahapan yang memerlukan pertambahan berat badan ibu
ketika mengandung.
Tahap pertama adalah trimester pertama. Pada
tahap ini berat badan tidak boleh lebih dari 5 kg. Di tahap ini, nutrisi
dibutuhkan untuk proses genetic printing, yakni tahap
penentuan organ-organ dan penampilan bayi dimulai. Mulai dari bagaimana
mata, hidung, dan wajah buah hati, juga organ-organ vital, tulang
belakang, dan lain-lain.
Di tahap kedua, berat badan akan lebih
meroket karena adanya pertambahan plasenta dan air ketuban. Cairan ini
akan menambah berat badan ibu, di samping fungsinya sebagai pelindung
bayi.
Di tahap ketiga atau tahap akhir, berat badan sudah tak
bertambah signifikan. Tahap ini lebih banyak menyelesaikan proses
pematangan organ saja. Sedangkan berat badan bayi sudah maju pesat saat
trimester kedua. Sayangnya, saat trimester ketiga, ibu hamil juga
diintai bermacam risiko seperti diabetes, dan hipertensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar