VIVAnews - Pada 95 tahun yang lalu, Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, menyerahkan deklarasi pendirian negara Yahudi di Palestina. Deklarasi Balfour ini menjadi cikal bakal terbentuknya negara Israel, yang akhirnya menjadi pangkal konflik di Timur Tengah hingga kini.
Menurut The History Channel, pemerintah Inggris saat itu berharap bahwa pencanangan deklarasi tersebut secara resmi bakal meraup dukungan banyak warga Yahudi bagi kampanye Pasukan Sekutu di Perang Dunia Pertama. Deklarasi Balfour disertakan dalam mandat Inggris atas wilayah Palestina, yang disetujui Liga Bangsa Bangsa pada 1922.
Bangsa-bangsa Arab menentang Deklarasi Balfour. Mereka khawatir bahwa pendirian negeri Yahudi bisa menjadi penaklukan atas warga Arab Palestina. Setelah Perang Dunia Pertama, populasi Yahudi di Palestina meningkat secara dramatis bersamaan dengan naiknya pula kekerasan Yahudi-Arab.
Tentangan dari bangsa-bangsa Arab dan gagalnya mendapat kompromi dari mereka membuat Inggris menunda keputusan atas masa depan Palestina. Bersamaan dengan itu pecah pula Perang Dunia Kedua, yang mengungkap pembantaian warga Yahudi di Eropa (Holocaust). Ini menjadi momentum bagi orang-orang Yahudi untuk mendesak pembentukan negara Israel di Timur Tengah, yang dikenal sebagai Zionisme.
Negara Israel akhirnya terbentuk pada 1948, namun sejak saat itu kekerasan dan konflik bersenjata hingga kini terus melanda Timur Tengah dan belum ada jalan keluar mengatasi masalah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar