Rabu, 14 November 2012

Harga Emas Dunia Turun, Bagaimana di Indonesia?


VIVAnews - Harga emas tergelincir dalam perdagangan Selasa waktu New York, setelah mata uang euro jatuh ke level terendahnya dalam dua bulan terakhir terhadap dolar AS. Kejatuhan mata uang itu akibat ketidakpastian bantuan keuangan untuk Yunani, yang memicu investor memilih berhati-hati dalam berinvestasi.
Meskipun ancaman kenaikan pajak dan pemotongan belanja negara Amerika Serikat masih bisa menarik minat investor pada produk emas, keuntungan itu dibatasi oleh penguatan dolar AS, dan melemahnya harga saham yang sering memicu investor dengan cepat menjual emasnya untuk menutupi kerugian.
Emas tercatat turun US$2,70 menjadi US$1.725,04 per ounce, turun tertinggi dalam tiga pekan terakhir dari level sebelumnya US$1.738 pada Jumat lalu. Meskipun pada perdagangan kemarin jatuh, harga emas masih naik sekitar 10 persen selama tahun ini.
"Saya pikir, beberapa investor kecewa, sehingga memilih menjual emasnya," kata Ronald Leung, direktur Lee Cheong Gold di Hong Kong, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu 14 November 2012.
"Sepertinya pembelian perhiasan emas masih minim, karena orang masih menunggu harga menembus level US$1.700 per ounce untuk membeli lagi," tambah Leung.
Sementara itu, emas di pasar berjangka AS untuk pengiriman Desember tercatat turun US$5,50 menjadi menjadi US$1.725,40 per ounce.
Dari Tanah Air dilaporkan, harga emas batangan di Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk mencapai Rp582.200 per gram. 
Jika dibandingkan data pada salah satu perusahaan perdagangan emas yang bersertifikat Antam, harga tersebut naik hingga Rp39.200 dari level Rp543.000 per gram pada Selasa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar